Jumat, 05 September 2008

Enterprise Resource Planning Perusahaan Manufakturing Tekstil dan Apparel

PENCIPTAAN VALUE
Value atau pertambahan nilai dari setiap tahapan proses bisnis di sektor industri manufakturing tekstil adalah dalam bentuk adanya pertambahan dan penciptaan nilai atas bahan baku sehingga menjadi produk tekstil dan pakaian jadi yang diminati oleh konsumen.
Rantai bisnis industri manufakturing tekstil dan apparel (pakaian jadi) hampir sama dengan perusahaan lain di sektor manufakturing, yaitu meliputi pembelian bahan baku dan pembantu dari supplier, proses manufakturing di pabrik, pengiriman ke gudang dan ke toko-toko retail serta ke konsumen.

TAHAPAN PROSES BISNIS

  1. Inbound Logistic - Pembelian Yarn dan Bahan Pembantu Lainnya
  2. Operation & Production, mencakup : Produksi Tekstil (Pemesanan benang (yarn) dari gudang, Pemroduksian tekstil, Pemroduksi tekstil untuk contoh (sample) pakaian jadi, dan Pengiriman ke gudang dan jalur distribusi); Produksi Pakaian Jadi (Pembuatan pakaian jadi dan pengiriman ke jalur distribusi
  3. Outbound Logistic (Warehousing, Distribution & Delivery,) mencakup Pengiriman ke konsumen dan Pengiriman untuk retailer
  4. Sales & Marketing mencakup Perluasan pasar, Pengenalan produk kepada calon konsumen/pasar, dan Perolehan informasi untuk perencanaan produksi
  5. Service, mencakup Penanganan keluhan konsumen.
  6. Sedangkan proses bisnis pendukung terdiri dari Procurement, Technology Development, Human Resources Management, Insfrastructure (keuangan, akuntansi dan manajemen).
PELUANG BISNIS MELALUI PEMANFAATAN INFORMASI

Peluang bisnis atas pemanfaatan informasi adalah dapat dilakukannya standarisasi proses operasi melalui implementasi best practice sehingga terjadi peningkatan produktivitas, penurunan inefisiensi dan peningkatan kualitas produk serta peningkatan pangsa pasar berdasarkan informasi sistem ERP di mana perusahaan dapat memfokuskan diri pada pasar yang paling menguntungkan bagi perusahaan dalam jangka panjang.

USULAN MODEL SISTEM
Modul-modul teknologi informasi yang akan dikembangkan dan diimplementasikan sekurang-kurangnya adalah sebagai berikut:
  1. Manufakturing : Engineering, Bills of Material, Scheduling, Capacity, Work-flow Management, Quality Control, Cost Management, Manufacturing Process, Manufacturing Projects, Manufacturing Flow
  2. Suplly Chain Management: Inventory, Order Entry, Purchasing, Product Configurator, Supply Chain Planning, Supplier Scheduling, Inspection of goods, Claim Processing, Commission Calculation
  3. Financials: General Accounting, Financial Accounting,General Ledger, Cash Management, Accounts Payable, Accounts Receivable, Fixed Assets,, Controlling, Investment Management, Treasury, Enterprise Controlling
  4. Human Resource: Human Resources, Payroll, Training, Time & Attendance, Benefits
  5. Customer Relationship Management: Sales and Marketing, Commissions, Service, Customer Contact and Call Center support
  6. Data Warehouse: Berbagai Self-Service interfaces for Customers, Suppliers, and Employees

KOMUNIKASI
Dengan penerapan sistem baru maka seluruh informasi akan terintegrasi dan komunikasi akan dilakukan melalui suatu server yang juga di dalamnya tercakup database perusahaan.
Insfrastruktur komunikasi adalah ketersediaan jaringan (wire dan wireless) dengan segala peralatan penunjangnya. Internet juga akan digunakan sebagai bagian dari data atau informasi perusahaan yang bisa di upload dan di download oleh setiap user dengan persyaratan tertentu.

KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA
Hal terpenting dari pengembangan dan implementasi sistem berbasis komputer adalah keterlibatan para user dalam persiapan maupun dalam implementasi sistem. Agar setiap pegawai disiplin melaksanakan prosedur sistem baru, maka sekurang-kurangnya ada dua hal yang menjadi standar prosedur perusahaan, yaitu:

  1. Penggunaan sistem dalam operasi sehari-hari perusahaan merupakan bagian dari pengukuran kinerja pegawai dan,
  2. Sistem tidak dapat menerima informasi yang terlambat di upload ke sistem kecuali dengan persetujuan beberapa pejabat yang lebih tinggi.

Sumber:

  1. Bahan kuliah Enterprise Resource Planning, Fakultas Pasca Sarjana Ekonomi Universitas Widyatama Bandung, oleh Harjanto Prabowo
  2. Wawan Dhewanto dan Falahah, Enterprise Resource Planning – Menyelaraskan Teknologi Informasi dengan Strategi Bisnis, Informatika, Bandung, 2007
  3. Referensi Online: www.ferret.com, www.mysoftltd.co.uk, www.fujitsu.com, www.rsteve.sitompul.net, www.techexchange.com, www.glovia.com, www.robbynovricanus.files.wordpress.com, www.blogs.gsx.com, www.emeralddinsight.com, www.bigheadsoft.org www.answersolutions.com, www.thaitextile.org

Kajian Bisnis Penerapan ERP Berbasis Teknologi Informasi - Aspek Keuangan

Pendanaan dan potensi keuntungan ataupun kerugian yang dapat diperoleh dari suatu keputusan bisnis merupakan kajian sehari-hari yang dilakukan oleh setiap komponen manajemen dalam mengelola perusahaan.

Pada awal kajian, mengenai pentingnya penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) berbasis teknologi informasi, akan dijumpai berbagai penolakan dari internal perusahaan sendiri. Salah satu alasan penolakan tersebut adalah adanya kepentingan-kepentingan tertentu yang akan tereliminasi jika ERP berbasis teknologi informasi diterapkan.

Agar ERP berbasis teknologi informasi dapat diterapkan, diperlukan komitmen dari tiga komponen GCG sendiri, yaitu Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Dewan Direksi untuk memastikan bahwa tata kelola perusahaan yang baik dapat dicapai, antara lain dengan penerapan ERP berbasis teknologi informasi.

Satu-satunya kendala yang harus dikaji adalah kemampuan keuangan perusahaan dalam pengembangan dan implementasi ERP berbasis teknologi informasi. Kajian keuangan sebaiknya menghasilkan nilai positif investasi dengan menggunakan metoda tertentu seperti Return on Investment (ROI).

Kajian keuangan akan mencakup kajian atas biaya implementasi ERP akan meliputi:

  1. Perkiraan biaya kepemilikan ERP berbasis teknologi informasi (total cost of ownership), yang terdiri dari biaya langsung dan tidak langsung, dan
  2. Kajian mengenai keputusan investasi apakah menguntungkan atau tidak bagi perusahaan. Salah satu metoda yang digunakan adalah dengan pendekatan Return on Investment (ROI).

Menghitung ROI tidaklah mudah karena keuntungan implementasi ERP tersebut dapat berbentuk keuntungan tangible (terhitung) seperti pengurangan biaya persediaan, dan intangible (tidak terhitung) seperti transparansi informasi dan peningkatan citar perusahaan.

Pada umumnya, dalam metode ROI, yang digunakan sebagai dasar untuk perhitungan hanyalah keuntungan yang dapat dihitung (tangible). Sedangkan keuntungan yang tidak dapat dihitung lebih sebagai dasar penguat justifikasi jika seandainya hasil ROI menunjukkan nilai yang memenuhi kriteria untuk dilakukannya investasi.

Contoh perhitungan ROI implementasi ERP berbasis teknologi:
Asumsikan :

  1. Biaya keseluruhan proyek ERP dengan nilai sekarang (Net Present Value) adalah sebesar USD30,000,000.00
  2. Penghematan biaya yang dapat dilakukan setiap tahun dari implementasi ERP sebesar USD9,750,000.00 yang terdiri dari:
    1) Pengurangan biaya inventory USD4,500,000
    2) Pengurangan biaya pegawai USD3,000,000
    3) Pengurangan biaya audit USD 500,000
    4) Pengurangan biaya transportasi USD1,750,000

ROI = 9,750:30,000 = 32,50%
ROI sebesar 32,50% jauh di atas batas minimal ROI investasi perusahaan sebesar 15% sampai dengan 25%. Dengan demikian, pilihan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem ERP dapat diputuskan.