Jumat, 28 November 2008

Best Services

Bagaimana menterjemahkan pengertian pelayanan prima atau mungkin dapat disebut best services? Ada yang bilang bahwa melayani lebih dari standar yang ditetapkan merupakan salah satu contoh dari pelayanan prima. 
Tapi saya sendiri lebih suka mengacu pada motonya Bank BNI yaitu "melayani dengan hati". Banyak keuntungan yang akan diperoleh perusahaan atau pribadi-pribadi yang bekerja melayani siapa saja jika prinsip melayani dengan hati tersebut diterapkan. 
Bagaimana mungkin suatu perusahaan seperti Apple dapat bangkit kembali dan langsung menguasai pasar jika mereka tidak tahu kebutuhan pasarnya. Mereka menciptakan produk-produk yang begitu mudah digunakan, walaupun oleh orang yang belum berpengalaman sama sekali.  Mereka sukses sekali. 
Sering dalam keseharian kita didatangi oleh berbagai orang yang mengaku sebagai sales, marketing atau apapun istilahnya yang menjual berbagai produk. Tapi sering juga kita hanya jatuh hati pada hanya segelintir orang-orang pemasaran tersebut yang memiliki karakter tertentu yang sulit untuk dijelaskan tetapi terasa menyenangkan di hati dan pada akhirnya besar kemungkinan kita membeli produk tersebut. 
Maka mulai dari sekarang kita baiknya melakukan apa saja dengan hati. Dan pada akhirnya manfaatnya akan kembali ke diri kita sendiri. Mari mencoba..  
 

Jumat, 05 September 2008

Enterprise Resource Planning Perusahaan Manufakturing Tekstil dan Apparel

PENCIPTAAN VALUE
Value atau pertambahan nilai dari setiap tahapan proses bisnis di sektor industri manufakturing tekstil adalah dalam bentuk adanya pertambahan dan penciptaan nilai atas bahan baku sehingga menjadi produk tekstil dan pakaian jadi yang diminati oleh konsumen.
Rantai bisnis industri manufakturing tekstil dan apparel (pakaian jadi) hampir sama dengan perusahaan lain di sektor manufakturing, yaitu meliputi pembelian bahan baku dan pembantu dari supplier, proses manufakturing di pabrik, pengiriman ke gudang dan ke toko-toko retail serta ke konsumen.

TAHAPAN PROSES BISNIS

  1. Inbound Logistic - Pembelian Yarn dan Bahan Pembantu Lainnya
  2. Operation & Production, mencakup : Produksi Tekstil (Pemesanan benang (yarn) dari gudang, Pemroduksian tekstil, Pemroduksi tekstil untuk contoh (sample) pakaian jadi, dan Pengiriman ke gudang dan jalur distribusi); Produksi Pakaian Jadi (Pembuatan pakaian jadi dan pengiriman ke jalur distribusi
  3. Outbound Logistic (Warehousing, Distribution & Delivery,) mencakup Pengiriman ke konsumen dan Pengiriman untuk retailer
  4. Sales & Marketing mencakup Perluasan pasar, Pengenalan produk kepada calon konsumen/pasar, dan Perolehan informasi untuk perencanaan produksi
  5. Service, mencakup Penanganan keluhan konsumen.
  6. Sedangkan proses bisnis pendukung terdiri dari Procurement, Technology Development, Human Resources Management, Insfrastructure (keuangan, akuntansi dan manajemen).
PELUANG BISNIS MELALUI PEMANFAATAN INFORMASI

Peluang bisnis atas pemanfaatan informasi adalah dapat dilakukannya standarisasi proses operasi melalui implementasi best practice sehingga terjadi peningkatan produktivitas, penurunan inefisiensi dan peningkatan kualitas produk serta peningkatan pangsa pasar berdasarkan informasi sistem ERP di mana perusahaan dapat memfokuskan diri pada pasar yang paling menguntungkan bagi perusahaan dalam jangka panjang.

USULAN MODEL SISTEM
Modul-modul teknologi informasi yang akan dikembangkan dan diimplementasikan sekurang-kurangnya adalah sebagai berikut:
  1. Manufakturing : Engineering, Bills of Material, Scheduling, Capacity, Work-flow Management, Quality Control, Cost Management, Manufacturing Process, Manufacturing Projects, Manufacturing Flow
  2. Suplly Chain Management: Inventory, Order Entry, Purchasing, Product Configurator, Supply Chain Planning, Supplier Scheduling, Inspection of goods, Claim Processing, Commission Calculation
  3. Financials: General Accounting, Financial Accounting,General Ledger, Cash Management, Accounts Payable, Accounts Receivable, Fixed Assets,, Controlling, Investment Management, Treasury, Enterprise Controlling
  4. Human Resource: Human Resources, Payroll, Training, Time & Attendance, Benefits
  5. Customer Relationship Management: Sales and Marketing, Commissions, Service, Customer Contact and Call Center support
  6. Data Warehouse: Berbagai Self-Service interfaces for Customers, Suppliers, and Employees

KOMUNIKASI
Dengan penerapan sistem baru maka seluruh informasi akan terintegrasi dan komunikasi akan dilakukan melalui suatu server yang juga di dalamnya tercakup database perusahaan.
Insfrastruktur komunikasi adalah ketersediaan jaringan (wire dan wireless) dengan segala peralatan penunjangnya. Internet juga akan digunakan sebagai bagian dari data atau informasi perusahaan yang bisa di upload dan di download oleh setiap user dengan persyaratan tertentu.

KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA
Hal terpenting dari pengembangan dan implementasi sistem berbasis komputer adalah keterlibatan para user dalam persiapan maupun dalam implementasi sistem. Agar setiap pegawai disiplin melaksanakan prosedur sistem baru, maka sekurang-kurangnya ada dua hal yang menjadi standar prosedur perusahaan, yaitu:

  1. Penggunaan sistem dalam operasi sehari-hari perusahaan merupakan bagian dari pengukuran kinerja pegawai dan,
  2. Sistem tidak dapat menerima informasi yang terlambat di upload ke sistem kecuali dengan persetujuan beberapa pejabat yang lebih tinggi.

Sumber:

  1. Bahan kuliah Enterprise Resource Planning, Fakultas Pasca Sarjana Ekonomi Universitas Widyatama Bandung, oleh Harjanto Prabowo
  2. Wawan Dhewanto dan Falahah, Enterprise Resource Planning – Menyelaraskan Teknologi Informasi dengan Strategi Bisnis, Informatika, Bandung, 2007
  3. Referensi Online: www.ferret.com, www.mysoftltd.co.uk, www.fujitsu.com, www.rsteve.sitompul.net, www.techexchange.com, www.glovia.com, www.robbynovricanus.files.wordpress.com, www.blogs.gsx.com, www.emeralddinsight.com, www.bigheadsoft.org www.answersolutions.com, www.thaitextile.org

Kajian Bisnis Penerapan ERP Berbasis Teknologi Informasi - Aspek Keuangan

Pendanaan dan potensi keuntungan ataupun kerugian yang dapat diperoleh dari suatu keputusan bisnis merupakan kajian sehari-hari yang dilakukan oleh setiap komponen manajemen dalam mengelola perusahaan.

Pada awal kajian, mengenai pentingnya penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) berbasis teknologi informasi, akan dijumpai berbagai penolakan dari internal perusahaan sendiri. Salah satu alasan penolakan tersebut adalah adanya kepentingan-kepentingan tertentu yang akan tereliminasi jika ERP berbasis teknologi informasi diterapkan.

Agar ERP berbasis teknologi informasi dapat diterapkan, diperlukan komitmen dari tiga komponen GCG sendiri, yaitu Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Dewan Direksi untuk memastikan bahwa tata kelola perusahaan yang baik dapat dicapai, antara lain dengan penerapan ERP berbasis teknologi informasi.

Satu-satunya kendala yang harus dikaji adalah kemampuan keuangan perusahaan dalam pengembangan dan implementasi ERP berbasis teknologi informasi. Kajian keuangan sebaiknya menghasilkan nilai positif investasi dengan menggunakan metoda tertentu seperti Return on Investment (ROI).

Kajian keuangan akan mencakup kajian atas biaya implementasi ERP akan meliputi:

  1. Perkiraan biaya kepemilikan ERP berbasis teknologi informasi (total cost of ownership), yang terdiri dari biaya langsung dan tidak langsung, dan
  2. Kajian mengenai keputusan investasi apakah menguntungkan atau tidak bagi perusahaan. Salah satu metoda yang digunakan adalah dengan pendekatan Return on Investment (ROI).

Menghitung ROI tidaklah mudah karena keuntungan implementasi ERP tersebut dapat berbentuk keuntungan tangible (terhitung) seperti pengurangan biaya persediaan, dan intangible (tidak terhitung) seperti transparansi informasi dan peningkatan citar perusahaan.

Pada umumnya, dalam metode ROI, yang digunakan sebagai dasar untuk perhitungan hanyalah keuntungan yang dapat dihitung (tangible). Sedangkan keuntungan yang tidak dapat dihitung lebih sebagai dasar penguat justifikasi jika seandainya hasil ROI menunjukkan nilai yang memenuhi kriteria untuk dilakukannya investasi.

Contoh perhitungan ROI implementasi ERP berbasis teknologi:
Asumsikan :

  1. Biaya keseluruhan proyek ERP dengan nilai sekarang (Net Present Value) adalah sebesar USD30,000,000.00
  2. Penghematan biaya yang dapat dilakukan setiap tahun dari implementasi ERP sebesar USD9,750,000.00 yang terdiri dari:
    1) Pengurangan biaya inventory USD4,500,000
    2) Pengurangan biaya pegawai USD3,000,000
    3) Pengurangan biaya audit USD 500,000
    4) Pengurangan biaya transportasi USD1,750,000

ROI = 9,750:30,000 = 32,50%
ROI sebesar 32,50% jauh di atas batas minimal ROI investasi perusahaan sebesar 15% sampai dengan 25%. Dengan demikian, pilihan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem ERP dapat diputuskan.

Sabtu, 30 Agustus 2008

Peranan TI - Sistem Akuntansi Badan Layanan Umum Daerah - RSUD

Kemaren jumat 29 Agustus 2008 saya menjadi pembicara pada kegiatan Akselerasi Bimbingan Teknis Penyusunan Persyaratan PPK-BLUD bagi Rumah Sakit Umum Daerah se Jawa Barat di Hotel Horison Bandung. Sesi yang menjadi tanggungjawab saya adalah mengenai sistem akuntansi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Arsada (Asosiasi Rumah Sakit Daerah) Jawa Barat dan dihadiri oleh para Direktur dan Komite Medik RSUD se Jawa Barat.
Tampaknya, agar dapat secara optimal memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, RSUD diarahkan untuk menjadi BLUD. Dengan menjadi BLU/BLUD, maka RSUD dapat bergerak lebih bebas dalam meningkatkan pelayanannya serta dapat beroperasi secara efisien dan efektif dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangannya berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat.
Dalam sesi sebelumnya disampaikan juga keberhasilan yang telah dicapai RSUD Syamsudin di Kota Sukabumi dan RSUD Waled di Cirebon yang kinerja keuangan dan pelayanannya meningkat drastis dengan menerapkan prinsip bisnis dalam operasinya tanpa melupakan pelayanan kepada masyarakat miskin.
Sedangkan dari paparan atas sistem akuntansi BLUD sendiri, disimpulkan bahwa nantinya, jika RSUD telah menjadi suatu Badan Layanan Umum, maka sistem akuntansinya dan pelaporan keuangannya akan mengacu pada standar akuntansi keuangan (SAK) yang ditetapkan organisasi profesi akuntan Indonesia (dalam hal ini adalah Ikatan Akuntan Indonesia/IAI). Namun sebagai badan yang kekayaannya tidak dipisahkan dari keuangan Negara/Daerah, pada akhir tahun laporan keuangan BLU akan dikonsolidasikan ke laporan keuangan Kementerian/Lembaga/ Pemda dengan menggunakan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
Selain itu disimpulkan juga bahwa penerapan TI merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari berkaitan dengan besarnya jumlah transaksi yang terjadi serta adanya keharusan pelaporan keuangan berbasis SAK dan konversi di akhir tahun untuk konsolidasi laporan keuangan berbasis SAP.
Semangat RSUD-RSUD di Jawa Barat untuk dapat menjadi BLU sangat terasa. Hal ini terbukti dari permintaan bimbingan teknis penyusunan Laporan Keuangan Pokok sesegera mungkin guna memenuhi persyaratan menjadi BLUD.
Ah, tapi bagaimana dengan medical record berbasis TI? Teringat kuliah Pak Harjanto mengenai pentingnya medical record berbasis TI di Rumah Sakit. Hal ini juga saya sampaikan di sela-sela pemaparan tersebut.
Mudah-mudahan nantinya, suatu sistem informasi berbasis teknologi informasi terintegrasi baik untuk billing system/accounting maupun medical record dapat dikembangkan dan diaplikasikan di setiap RSUD di Jawa Barat guna mendukung dan memastikan pencapaian tujuan untuk meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Rabu, 16 Juli 2008

Information Technology for Business

Pengertian Teknologi Informasi menurut Sanyoto Gondodiyoto (“Audit Sistem Informasi”, Mitra Wacana Media, 2007 halaman 202) adalah suatu sistem informasi berbasis teknologi komputasi/komunikasi dan beserta kultur lingkungan yang kondusif dan sudah sesuai dengan penerapan atau implementasi sistem tersebut. Sedangkan pengertian Sistem Informasi adalah kumpulan elemen-elemen/sumber daya dan jaringan prosedur yang saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan bertujuan untuk mengolah data menjadi informasi (Sanyoto Gondodiyoto, “Audit Sistem Informasi”, Mitra Wacana Media, 2007 halaman 112).

Saat ini, hampir tidak mungkin bekerja dalam dunia bisnis tanpa didukung dengan teknologi informasi (IT). Dari segi kebutuhan bisnis itu sendiri maupun dari sisi psikologi para pelaksana bisnis, hampir pasti IT tidak hanya menjadi supporting device yang penting tapi kadang kala merupakan main device suatu bisnis itu sendiri.

Banyak bidang profesi saat ini berbasis pada teknologi informasi. Tanpa teknologi informasi mungkin sebagian dari profesi tersebut tidak akan dapat berjalan. Dari sisi pelaksana bisnis ini, sebagian besar pelaku bisnis saat ini adalah anak-anak muda yang dididik dan terdidik sebagai pengguna teknologi informasi semenjak mereka dilahirkan. Generasi-generasi sebelumnya harus mampu mengupgrade dirinya dalam dunia teknologi informasi jika tidak ingin tertinggal.

Dari segi dunia bisnis, agar dapat ikut dalam persaingan saat ini setiap perusahaan dan setiap orang dalam perusahaan harus didukung dengan teknologi informasi dan kemampuan dalam memanfaatkan teknologi informasi.

Contohnya adalah industri keuangan. Dahulu transaksi di bursa saham dilakukan secara manual. Saham dipesan, dicatat dalam lembaran kertas, dan dieksekusi beli atau jual yang mungkin membutuhkan waktu berhari-hari. Tetapi saat ini, semua proses itu hanya berlangsung dalam hitungan detik. Apa yang terjadi? Volume bisnis sektor finansial berkembang cepat dan menggila. Setiap orang dapat melakukan transaksi saham dan valas hanya dengan mengakses komputer di rumah-rumah, kantor, jalanan dan di mana saja tanpa perlu hadir di pasar itu sendiri. Semua data diolah oleh suatu sistem informasi berbasis komputer yang terintegrasi ke jaringan di seluruh dunia.

Data menunjukkan bahwa volume perdagangan pasar keuangan sudah jauh melebihi pasar riel. Artinya, jual beli semu yang menghasilkan dana riel jauh melebihi bisnis riel yang menjadi dasar jual beli di pasar keuangan.

Anda kenal Warren Buffet orang terkaya di dunia saat ini? Kekayaannya yang dibangun melalui pasar keuangan menjadi maju pesat belakangan ini tentunya juga karena dukungan teknologi informasi.

Itu suatu contoh bahwa IT membawa perubahan besar dalam bisnis dan ekonomi.

Bagaimana dengan jenis industri lainnya? Industri perbankan jelas merupakan salah satu industri termaju dalam memanfaatkan teknologi informasi. Transaksi pembayaran dapat dilakukan dengan melalui media kartu (kartu kredit dan kartu debet). Orang tidak perlu lagi membawa fisik uang ke mana-mana. Malah saat ini ada kartu uang isi ulang yang dapat dilakukan sebagai alat pembayaran. Hal ini sudah diterapkan untuk pembayaran tol di Surabaya. Bagaimana mungkin jutaan atau bahkan milyaran transaksi-transaksi tersebut akan dicatat, dibukukan dan dilaporkan jika dilakukan secara manual?

Apakah seluruh industri harus memanfaatkan Teknologi Informasi agar tetap eksis dalam bisnisnya?

Hampir pasti... harus! Perusahaan sektor tradisional seperti pertanian dan perkebunan pun seyogyanya dapat memanfaatkan informasi yang dihasilkan oleh teknologi Informasi yang dirancang khusus untuk itu. Coba bayangkan. Suatu PT Perkebunan Negara (PTPN) yang memiliki puluhan sampai ratusan area perkebunan menggunakan teknologi informasi yang menghasilkan berbagai informasi untuk setiap kebunnya yang tersebar di berbagai wilayah dan pulau. Informasi yang dihasilkan antara lain akan mencakup kapan suatu kebun harus dipupuk, disiangi, dipanen, ditanam; berapa kebutuhan pupuk, kebutuhan tenaga kerja, peralatan, modal kerja dan lain-lain serta kapan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut harus dilakukan. Juga akan dihasilkan informasi mengenai produktivitas setiap kebun. Informasi-informasi tersebut akan sangat membantu Direksi untuk mengelola perkebunan secara efisien. Standar-standar biaya dapat ditentukan dan pembelian secara terpusat dapat dilakukan (yang tentunya akan lebih murah jika dibandingkan dengan pembelian terpecah-pecah oleh setiap kebun). Selain itu, informasi yang dihasilkan oleh teknologi informasi dapat digunakan sebagai dasar penilaian kinerja setiap unit dan setiap pegawai.

Coba bayangkan juga jika PTPN tersebut belum maksimal memanfaatkan teknologi informasi. Anggaran disusun oleh setiap unit setiap tahunnya, diajukan ke kantor pusat, disetujui dan diaplikasikan tetapi tidak ada informasi yang dapat memastikan bahwa volume pembelian pupuk dan jumlah tenaga kerja, misalnya, adalah sesuai kebutuhan dan kapan harus dilakukan pemenuhan kebutuhan tersebut. Akibatnya PTPN akan menjadi sangat tidak efisien, stok pupuk menumpuk, biaya modal kerja menjadi tinggi, dan penilaian kinerja yang fair tidak dapat dilakukan.

Namun, yang paling penting adalah bagaimana teknologi informasi tersebut dapat mencapai tujuannya. Tabloid Otomotif pernah memberitakan bahwa Direksi PT Astra Honda Motor berhasil menurunkan kebutuhan modal kerjanya senilai satu trilyun rupiah hanya dengan mengurangi stok motor di gudang-gudang dan di dealer-dealernya. Hal ini berarti akan menurunkan biaya penyimpanan dan modal kerja yang pada akhirnya akan dapat menurunkan harga jual agar motor Honda dapat bersaing dengan Yamaha. Hal ini tentu membutuhkan informasi akurat yang diolah oleh suatu teknologi informasi yang canggih.

Sejauh dan secanggih apapun penggunaan teknologi informasi, ia tetaplah hanya alat. Pada akhirnya, bermanfaat tidaknya teknologi tersebut tetaplah bergantung pada manusia yang menjadi penggunanya.

Sabtu, 12 Juli 2008

Bekerja Paralel

Sabtu siang tadi (12-07-2008) aku ikut matakuliah Enterprise Resources Planning (ERP) di Universitas Widyatama Bandung. Sang dosen dalam salah satu sesinya bilang bahwa dari hasil penelitian (ngga tau sapa yang meneliti), jika seseorang bekerja paralel (punya beberapa pekerjaan dalam satu waktu) maka ada kecenderungan orang tersebut umurnya akan pendek. Begito... Hei apa iya? Aku kadang ditugaskan kantor sebagai team leader untuk pegang 4 tim kerja sekaligus... Apa itu masuk dalam kriteria kerja paralel? Memang repot sih..
Sebelumnya seorang teman pernah bilang bahwa orang yang bekerja lebih dari 8 jam sehari adalah seorang idiot (pasti lagi-lagi ini simpulan dari penelitian yang lain)... Makanya, katanya, di negara termakmur di dunia yaitu Finlandia (apa iya termakmur?) warga negaranya bekerja rata-rata hanya 8 jam sehari...
Kalo dipikir-pikir, aku sehari sering kerja lebih dari 8 jam sehari, tiap hari dari Senin sampai sabtu kuliah lagi.. Pegang tim kerja lebih dari satu.. Jangan-jangan aku idiot dan he he... panjang umur....
Tapi aku pikir kerja itu seperti bermain... Bikin aku jadi lebih hidup... Toh kerjanya mengasyikan... Konsultan... Konsultan menajemen... kadang kajian hukum (he he.. anggap aja mahasiswa hukum lagi praktik...), kadang audit operasional perusahaan... Ada keluhan klien.. dicari obatnya... diaplikasikan.. apa ga bahagia kalo rekomendasi yang kita sampaikan ditindaklanjuti klien? Perusahaan klien bisa jadi lebih baik... Dan tiap hari ada aja yang baru.. ketemu orang-orang baru... dan yang pasti... pendapatan juga jadi lebih baik...